Selasa, 22 Maret 2011

Manajemen Proyek

Kemajuan dan perkembangan dalam perindustrian telah mendorong untuk melakukan beberapa aspek pengelolaan dan manajemen yang dituntut memiliki kinerja, kecermatan, ekonomis, kecepatan, ketepatan, ketelitian serta keamanan yang tinggi dalam mengelola harapan . Manajemen suatu kegiatan baik investasi kecil maupun besar  dalam skala proyek memerlukan suatu metode yang sudah teruji, sumber daya yang berkualitas dan penerapan ilmu pengetahuan yang tepat.
Proyek merupakan gabungan seperti sumber daya manusia, material, machine dan modal/biaya dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai tujuan dalam sasaran dan tujuan. Sifat dari suatu proyek adalah bersifat sementara dan dalam kurun waktu yang dibatasi. Suatu proyek biasanya terjadi karena suatu keperluan yang mendesak karena tuntutan pengembangan dari suatu lokasi tertentu.
Jenis proyek  dikelompokkan berdasarkan komponen kegiatan utama dan hasil akhirnya, yaitu :
  1. Proyek konstruksi. Hasilnya berupa pembangunan jembatan, gedung, jalan raya, dsb.
  2. Proyek Industri Manufaktur. Kegiatannya mulai dari merancang hingga terciptanya suatu produk baru.
  3. Proyek Penelitian dan Pengembangan. Melakukan penelitian dan pengembangan hingga tercuptanya sebuah produk tertentu dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu produk, pelayanan atau suatu metode tertentu.
  4. Proyek Padat modal. Suatu proyek yang memerlukan modal yang besar. Misalnya pembebasan tanah, pembelian dan pengadaan suatu barang, pembangunan suatu fasilitas produksi dsb.
  5. Proyek Pengembangan Produk Baru. Merupakan gabungan dari proyek penelitian dan pengembangan dengan proyek padat modal.
  6. Proyek Pelayanan Manajemen. Berhubungan dengan fasilitas nonfisik atau jasa dari perusahaan. Misalnya pengembangan sistem informasi perusahaan, Peningkatan produktivitas dari karyawan, dsb.
  7. Proyek Infrastruktur. Penyediaan kebutuhan masyarakat luas dalam hal prasarana transportasi, Waduk, pembangkit listrik, instalasi telekomunikasi dan penyediaan sumber air minum.
Definisi dari yaitu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan ketrampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja. Dalam , perlunya pengelolaan yang baik dan terarah karena suatu proyek memiliki keterbatasan sehingga tujuan akhir dari suatu proyek bisa tercapai. Yang perlu dikelola dalam area yaitu biaya, mutu, waktu, kesehatan dan keselamatan kerja, sumberdaya, lingkungan, resiko dan sistem informasi.
Ada tiga garis besar yang dibahas dalam buku ini untuk menciptakan berlangsungnya sebuah proyek, yaitu :
  1. Perencanaan
  2. Untuk mencapai tujuan, sebuah proyek perlu suatu perencanaan yang matang. Yaitu dengan meletakkan dasar tujuan dan sasaran dari suatu proyek sekaligus menyiapkan segala program teknis dan administrasi agar dapat diimplementasikan.Tujuannya agar memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan dalam batasan waktu, mutu, biaya dan keselamatan kerja. Perencanaan proyek dilakukan dengan cara studi kelayakan, rekayasa nilai, perencanaan area (biaya, mutu, waktu, kesehatan dan keselamatan kerja, sumberdaya, lingkungan, resiko dan sistem informasi.).
  3. Penjadwalan
  4. Merupakan implementasi dari perencanaan yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek yang meliputi sumber daya (biaya, tenaga kerja, peralatan, material), durasi  dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Penjadwalan proyek mengikuti perkembangan proyek dengan berbagai permasalahannya. Proses monitoring dan updating selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang realistis agar sesuai dengan tujuan proyek. Ada beberapa metode untuk mengelola penjadwalan proyek, yaitu Kurva S (hanumm Curve), Barchart, Penjadwalan Linear (diagram Vektor), Network Planning dan waktu dan durasi kegiatan. Bila terjadi penyimpangan terhadap rencana semula, maka dilakukan evaluasi dan tindakan koreksi agar proyek tetap berada dijalur yang diinginkan.
  5. Pengendalian Proyek
  6. Pengendalian mempengaruhi hasil akhir suatu proyek. Tujuan utama dari utamanya yaitu meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama berlangsungnya proyek. Tujuan dari pengendalian proyek yaitu optimasi kinerja biaya, waktu , mutu dan keselamatan kerja harus memiliki kriteria sebagai tolak ukur. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengendalian yaitu berupa pengawasan, pemeriksaan, koreksi yang dilakukan selama proses implementasi.
Manajemen Risiko
Risiko  dapat  bermunculan dimana-mana,  dapat  muncul  kapansaja,  dan  sulit  untuk  dihindari.  Jika risiko  tersebut menimpa  suatu proyek, maka  proyek  tersebut  bisa mengalami kerugian  yang  signifikan.  Dalam beberapa  situasi,  risiko  tersebut  bisa mengakibatkan  terbengkalainya proyek  tersebut.  Karena  itu  risiko penting  untuk  dikelola.  Manajemen risiko  bertujuan  untuk  mengelola risiko  sehingga  proyek  tersebut  dapat bertahan,  atau  barangkali mengoptimalkan risiko (Hanafi, 2006). Selain  itu  manajemen  risiko  dapat diartikan  sebagai  suatu  sistem pengelolaan  risiko  yang  digunakan  di dalam  suatu  organisasi,  atau perusahaan,  yang  pada  dasarnya merupakan  suatu  proses  atau rangkaian  kegiatan  yang  dilakukan secara  menerus  (continue),  untuk mengendalikan  kemungkinan timbulnya  risiko  yang  membawa konsekuensi  merugikan  organisasi, atau  perusahaan  yang  bersangkutan (Saptodewo  & Soedarsono, 2000). Dan  secara  objektif, manajemen risiko  proyek  adalah bagaimana  meningkatkan kemungkinan  dan  dampak  dari kegiatan  positif  dan  mengurangi kemungkinan dan dampak dari sesuatu yang  merugikan. Manajemen  risiko pada  dasarnya  dilakukan  melalui proses-proses  tersebut  di  bawah  ini, yaitu : (PMBOK, 2004)
1.       Rencana  manajemen  risiko (Risk management planning)
2.       Identifikasi  risiko  (Risk identification)
3.        Analisa risiko secara kualitatif (Qualitative risk analysis)
4.        Analisa  risiko  secara kuantitatif  (Quantitative  risk analysis)
5.       Rencana  respon  risiko  (Risk response planning)
6.       Pengawasan dan kontrol risiko (Risk monitoring and control)
Proses Manajemen Risiko
a. Identifikasi  Risiko  (Risk Identification)
Identifikasi  risiko  adalah aktivitas  yang  dilakukan  untuk mempelajari  dan  memperkirakan potensi-potensi risiko yang terkandung dalam  suatu  proses  kegiatan. Sedangkan  potensi  risiko  adalah  sifat atau  karakteristik  yang  dapat menimbulkan  kerugian  terhadap perusahaan pada saat risiko itu terjadi. Tujuan  dari  identifikasi  risiko  adalah untuk  memastikan  bahwa  sumber risiko  dan  potensi  risiko  telah diidentifikasi  dan  dievaluasi  sesuai dengan  kepentingan  dan  prosedur yang ada (PT. Waskita Karya, 2004).
Sedangkan  menurut  Soeharto (1995)  identifikasi  risiko  adalah  suatu proses  pengkajian  risiko  dan ketidakpastian  yang  dilakukan  secara sistematis  dan  terus  menerus.  Agar risiko  dapat  dikelola  secara  efektif maka  langkah  pertama  adalah mengidentifikasi  jenis  risiko,  yaitu mana  yang  bersifat  risiko  usaha (business risk) dari mana yang bersifat risiko  murni,  kemudian diidentifikasikan  lagi  berdasar  potensi sumber  risiko  atau  dapat  pula berdasarkan  dampak  terhadap  sasaran proyek. Sumber  risiko dapat diartikan sebagai  faktor  yang  dapat menimbulkan  kejadian  yang  bersifat positif atau negatif.
b. Analisa Risiko
Setelah  dilakukan  tahap identifikasi  terhadap  risiko,  maka dilakukan penilaian  atau  analisis yang bertujuan  sebagai  berikut  :  (PT. Waskita Karya, 2004)
1.        Mengklasifikasikan  risiko  ke dalam  kategori  tinggi,  sedang maupun rendah
2.        Sebagai  dasar  dalam merencanakan  tindakan pengendalian yang akan dilakukan
3.       Meyakinkan bahwa ketidakpastian dan  risiko  telah  dipertimbangkan dan  telah  dimasukkan  dalam perencanaan  dan  proses pelaksanaan.
c. Rencana Respon Risiko
Rencana  respon  risiko adalah  proses  untuk  mengembangkan pilihan  dan  menentukan  tindakan untuk  memperbesar  kesempatan  dan mengurangi  tanda-tanda  akan terjadinya bahaya pada  tujuan proyek. Berikut  ini  adalah  beberapa  strategi untuk menghadapi risiko-risiko negatif atau ancaman :
a.        Menghindari (Avoid)
Menghindari  risiko  (risk avoidance)  meliputi  perubahan rencana manajemen  proyek  untuk mengurangi  ancaman-ancaman yang diakibatkan oleh risiko-risiko yang  buruk,  untuk  mengasingkan tujuan  awal  proyek  dari  dampak risiko.
b.       Memindahkan (Transfer)
Ketika seseorang atau suatu badan mentransfer  atau  mengalihkan risiko  ke  pihak  lain, mereka  akan mengalihkan  tanggung  jawab finansialnya  untuk  suatu  risiko kepada  pihak  lain  dengan membayar  jasa  tersebut, contohnya adalah asuransi.
c.        Mengurangi (Mitigate)
Mengurangi  risiko  (risk mitigation)  adalah  mengadakan pengurangan  dalam  hal kemungkinan  dan/atau  dampak dari  risiko  yang  dapat  merugikan sampai  ke  batas  yang  dapat diterima.

Sabtu, 19 Maret 2011

Manajer Proyek - Kunci Produktif Dalam Pengawasan Proyek

manajer proyek
Apa kunci untuk menangani proyek? Ada banyak cara untuk gagal dalam sebuah proyek, namun, jika manajer proyek adalah sesuai untuk menentukan penting dari manajemen proyek yang sukses, ia pasti akan muncul penuh kemenangan. Selain mengetahui bentuk siklus manajemen proyek yang Penciptaan, Merancang Proyek, Pelaksanaan dan Penutupan dan definisi semua fase dan fungsi, direktur proyek, pemimpin dalam proyek tersebut, harus mengetahui kebutuhan berikutnya.
Meskipun proyek adalah sebuah kolaborasi dari berbagai orang dengan akuisisi sendiri teknis dan spesialisasi, direktur proyek adalah orang yang memiliki mungkin untuk membawa setiap orang bersama-sama untuk bekerja dalam satu lingkungan terpadu yang utama bertujuan untuk mencapai dan melaksanakan proyek sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Dari sudut persiapan proyek, pengendali proyek telah bertugas dan untuk menentukan keberhasilan ia harus mampu memiliki keterampilan penting tercantum di bawah ini:
Seorang penangan proyek harus menjadi pemimpin. Pada awal dari proyek tersebut, direktur proyek harus bisa mengatur rentang proyek, mengintegrasikan tujuan pembeli dan selesai menjadi rencana, membangun tim, dorongan kelompoknya, menetapkan tanggung jawab, memimpin dengan contoh dan efisien untuk mengelola tim untuk membuat hasil. kemampuan komunikasi esensial tertentu harus sebagai direktur proyek adalah suara dan jantung proyek. Dia memiliki kekuatan tunggal untuk mengikat pembeli dengan rencana, desain untuk tim, dan kelompok ke properti. Mengekspresikan tujuan dengan benar, toleransi untuk komunikasi yang terbuka mengalir akan memungkinkan sebuah tempat untuk sebuah perubahan yang diperlukan baik dan non-berisiko.
Setelah benda ini diteruskan ke tim, merancang proyek yang datang berikutnya. Seorang manajer proyek harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk membuat program yang sesuai dengan maksud dan tujuan. Kemampuan untuk membedakan bagian mana dari lingkup dan makna proyek primer dan apa yang tidak adalah pengetahuan tumbuh dari waktu ke waktu, pengalaman dan melimpah. Seorang direktur proyek juga harus mendengarkan kontribusi dari tim yang teknis keahlian adalah sesuatu yang selalu diambil.
Pengetahuan penting lain adalah pengetahuan organisasi. Manajer proyek harus dapat menyiapkan semua nilai, properti dan peralatan, orang, jadwal dan prosedur. Hal ini pasti akan membawa seluruh banyak prosedur dan konsentrasi dan manajer proyek harus terorganisir dengan baik akan mampu untuk mendokumentasikan semua ini. Penerapan menangani proyek perangkat lunak yang akan menyediakan aplikasi proyek pelacakan yang akan membantu penjadwalan dan jadwal acara, penganggaran, melacak dan contromanaginging, komunikasi dan proses sertifikasi harus digunakan. Bukan hanya akan ini membantu dalam mengatur semua khusus, prosedur dan dokumen, itu juga dapat dilakukan sebagai sumber lain untuk pelanggan dan kelompok untuk mengenali apa yang sedang terjadi, apa yang harus dikembangkan dan apa yang tidak lagi diperlukan. Saat ini, ada banyak kualitas perangkat lunak manajemen proyek yang tersedia di pasar bahwa seorang penangan proyek dapat memilih dari. Jika seseorang memutuskan untuk menerapkan ini sebagai salah satu alat-Nya, kemudian membuat tertentu ke dalam nama turun apa adalah aplikasi yang seharusnya mempunyai yang akan memenuhi klaim khusus Anda.
Terakhir namun tidak sedikit, seorang direktur pengelola proyek harus memiliki akuisisi untuk memeriksa dan melacak keseluruhan proyek. Ini berarti bahwa penangan proyek harus selalu sadar akan keadaan desain untuk menghindari kesalahan fatal. Modifikasi, perubahan dalam metode dan anggaran, perjuangan dalam tim, kekhawatiran klien, dan seorang direktur pengelola proyek harus mampu terampil menangani dan karena itu menangani dengan. Seorang penangan proyek yang melakukan penelusuran proyek terus akan diberikan gambaran tentang perkembangan proyek.
Jason Westland telah berada di industri manajemen proyek selama 15 tahun terakhir berurusan dengan proyek senilai lebih dari 2 miliar dolar. Dia saat ini telah menerbitkan buku baru yang disebut "Sebuah Proyek Manajemen Siklus Hidup" dan fitur proyek sendiri perusahaan manajemen software. Jika Anda ingin mengamati lebih lanjut tentang Manajemen Proyek Web kunjungi website di www.gbaconsultant.co.id

Apakah Manajer Proyek Perlu serttifikat?


Bulan lalu, PMI mengumumkan peluncuran sertifikasi baru untuk manajer proyek berpendidikan. Mereka yang ingin mendapatkan sertifikat PMI gesit harus lulus ujian menantang untuk membuktikan bahwa mereka mampu menerapkan metodologi tangkas di tingkat profesional. PMI akan mulai menerima aplikasi pada Mei 2011. Laporan Institute bahwa sertifikasi baru dikembangkan oleh para praktisi yang ahli untuk didirikan dan didasarkan pada cara-cara yang dapat diandalkan untuk menilai kompetensi. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang sertifikasi baru dan persyaratan kelayakan di www.pmi.org.

Organisasi-organisasi lain, seperti Aliansi Agile, telah menawarkan sertifikasi sendiri tangkas sebelumnya. Namun Project Management Institute, dengan lebih dari setengah juta anggota dan pemegang mandat di 185 negara, pasti organisasi yang paling berpengaruh dalam ruang manajemen proyek, jadi menyenangkan untuk melihat PMI sekarang resmi mengakui tangkas sebagai tren signifikan dan tak terbantahkan dalam proyek manajemen.

Memang, ketrampilan manajemen proyek  telah datang jauh dari pendekatan baru untuk suatu metodologi manajemen proyek utama. Ini melampaui bidang ibunya, pengembangan perangkat lunak, dan digunakan dalam sebuah set semakin luas industri saat ini. Hal ini tentu meningkatkan kebutuhan bagi para profesional gesit, dan pengusaha ingin memastikan bahwa mereka mempekerjakan orang yang tepat untuk pekerjaan itu. Di sinilah sertifikasi berguna.

Yang mengatakan, masih ada banyak lawan seluruh ide sertifikasi tangkas. Sebagai contoh, salah satu argumen utama untuk Michael Dubakov, seorang penulis di Edge of Chaos blog, adalah bahwa ada begitu banyak faktor yang mempengaruhi proses manajemen bahwa mereka membuat sertifikasi apapun mustahil. "Perusahaan Anda adalah khusus. Anda memiliki orang-orang khusus pada tim pengembangan. Anda memiliki kondisi khusus, peraturan dan faktor eksternal lainnya, "tulis Michael.

Apa pendapat Anda tentang sertifikasi PMI baru? Apakah Anda menganggap itu untuk diri sendiri atau karyawan Anda? Silahkan memposting pemikiran Anda di komentar di bawah ini.

Kamis, 17 Maret 2011

Jurnal Manajemen Konstruksi

Jurnal Manajemen Konstruksi
Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbtas. Sehingga pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangnan atau infrastruktur.
Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistimtis pada suatu proyek dengan mengunkan sumber daya yang ada secara efktif dan efsien agar tercapai tujuan proyek secara optimal.
Manajemen Konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu. manajemen material dan manjemen tenaga kerja yang akan lebih ditekankan. Hal itu dikrenakan manajemen perecanaan berperan hanya 20% dan sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek.
Manajemen konstruksi memiliki beberapa fugsi antara lain :
1. Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan
2. Mengantisipasi terjdinya perubahan kondisi lapngan yang tidak pasti dan mengatasi kendala terbatasnya waktupelaksanaan
3. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicpai, hal itu dilakukan dengan opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan
4. Hasil evaluasi dpat dijadikan tindakan pengmbilan keptusan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lapangan
5. Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sistem informasi yang baikuntuk menganalisis performa dilapangan

Tujuan Manajemen Konstruksi
Sasaran Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan (spesification) untk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu ( Quality Control ) , pengawasan biaya ( Cost Control ) dan pengawasan waktu pelaksanaan ( Time Control ).
Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan, namun dapat juga pada tahap – tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap – tahap proyek sebagai berikut
1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Pengelolaan proyek dengan sistem Manajemen Konstruksi, disini mencakup pengelolaan teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan – masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi, yang mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek.
2. Tim Manajemen Konstruksi sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak (‘feasible “) mulai dari tahap disain.
3. Tim Manajemen Konstruksi akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam penyempurnaan disain sampai proyek selesai.
4. Manajemen Konstruksi berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan.

Rabu, 26 Januari 2011

Tips Menggunakan Waktu bagi Manajer

Dalam dunia yang penuh kesibukan, musuh seorang manajer adalah pemborosan waktunya sendiri. Sering seorang manajer kehilangan kendali pada waktunya. Waktu dan hari terasa berlalu demikian cepat. Banyak pekerjaan yang tidak kunjung selesai. Inilah beberapa poin penting bagi seorang manajer untuk mengefektifkan penggunaan waktunya:

* Buat daftar pekerjaan hari ini, Hasilnya apa, bukan kegiatannya. Misalnya \"Menyelesaikan draf kontrak dengan PT.A.\" bukan \"Membuat draft kontrak \" yang belum tahu selesainya dan hasilnya kapan. Kalau bisa daftar pekerjaan besok disusun hari ni sebelum pulang.
* Sentuh suatu pekerjaan sekali saja seminimal mungkin. Menulis sesuatu usahakan selesai. Terima email baca sekali langsung disimpan, direspon, dimasukkan daftar penting, atau dihapus. Yang tidak perlu dihapus.
* Sisihkan waktu cukup beberapa jam untuk pekerjaan-pekerjaan serius. Ada pekerjaan yang lebih baik demikian daripada sambil kerja lain dan tidak kunjung selesai.
* Rapat - Susun agenda, pilih yang datang selektif supaya diskusi tidak kemana-mana, pilih tempat dan waktu yang baik, misalnya rapat jam 11 sebelum makan ataui sebelum jam pulang biasanya lebih cepat selesai daripada yang dijadwalkan jam 8 pagi. Hasilnya juga sering sama.
* Bagi yang beruntung punya, asisten atau sekretaris bisa diminta membantu penyusunan jadwal harian sekaligus mengingatkan. Diingatkan sering lebih baik daripada dibiarkan dengan kegiatan sendiri.

3 Ways to Build Excellent Teamwork

manajemen konstruksi
Hampir semua kisah legendaris tentang kejayaan perusahaan atau organisasi selalu dibentangkan oleh sebuah tim kerja yang ekselen. Penemuan lampu bohlam pertama ternyata tak hanya diracik oleh sang genius Thomas Alva Edison, namun lantaran ditopang oleh puluhan anggota tim-nya yang bekerja tak kenal lelah, melakukan eksperimen hingga ribuan kali. Medium internet yang sekarang tengah Anda nikmati juga diracik oleh kolaborasi puluhan programmer yang bekerja di lembaga Darpa Defense Project. Dan kisah Facebook yang fenomenal itu diusung tak hanya oleh Mark Zuckerberg namun hasil kolaborasi sang pioner dengan tiga rekannya yang sama-sama punya peran fundamental.
We don’t create superman/woman, we develop super team. Demikian kredo yang kini kudu diusung dengan penuh bara antusiasme. Sebab tanpa kualitas tim yang top markotop, sebuah organisasi bisa limbung ditelan arus perubahan yang terus menggilas tanpa kenal letih. Kalau demikian, dimensi apa saja yang amat penting untuk membentangkan sebuah tim legendaris?
Beragam studi tentang team effectiveness, menyuguhkan tiga keping elemen yang layak diperhatikan kala kita hendak membangun tim yang tangguh.
Elemen pertama, tak pelak lagi adalah : team leader yang kredibel. Anda boleh punya tujuan tim yang heroik, atau punya para anggota team dengan talenta yang mengagumkan. Namun tanpa team leader yang inspiring, sebuah tim bisa terseok-seok di tengah jalan dan lalu terpelanting.
Anda sendiri mungkin pernah punya pengalaman menjadi anggota tim dimana ketua (atau team leadernya) tak punya talenta, atau yang kecakapannya abal-abal. Pelan-pelan para anggota tim bisa digayuti rasa frustasi, kehilangan arah dan goyah; lantaran sang ketuanya gagal memberikan panduan yang jelas dan inpsiring. Semangat dan spirit kerjasama tim juga perlahan redup lantaran kegagalan sang leader untuk membangun komunikasi yang tegas dan monitoring yang konsisten.
Dalam kondisi seperti diatas, tak banyak asa yang bisa dibentangkan kepada tim. Kondisi seperti itu telah membikin potensi tim retak, sebelum ia menemukan momentum untuk menjadi super team. Itulah kenapa, memilih team leader yang kredibel adalah sebuah kata kunci.
Elemen yang kedua adalah ini : sebuah tim hanya akan mekar kinerjanya jika ia memiliki tujuan/sasaran yang jelas, dan tak kalah penting, segenap anggota tim saling koordinasi untuk memetakan dimana peran dan tanggungjawabnya dalam mengejar tujuan itu.
Di tempat kerja acap kita temui antar anggota tim/bagian dalam organisasi saling bekerja sendiri-sendiri, tanpa koordinasi yang jelas; seolah-olah masing-masing pihak punya arah yang bersimpangan. Sialnya masing-masing juga acap tidak mampu membangun komunikasi yang yang lancar.
Komunikasi dan koordinasi sungguh dua kata yang sederhana. Namun sering kita menyaksikan dua kata ajaib itu lenyap. Yang kemudian menyeruak adalah kinerja tim yang lamban, saling menyalahkan, dan terseok-seok menjawab tuntutan zaman.
Itulah kenapa elemen kedua ini amat penting : setiap tim harus punya mekanisme sistematis untuk membuat masing-masing anggotanya saling memahami apa kontribusinya bagi pencapaian tujuan tim.
Elemen yang terakhir bagi munculnya great team adalah ini : terbangunnya sense of togetherness yang solid. Atau spirit kebersamaan demi tergapainya tujuan tim. Disini yang tak boleh muncul adalah perasaan egoisme yang kental (gue yang paling berperan dalam tim ini) atau juga ego sektoral (bagian atau departemen kami yang paling penting; atau kami ndak mau tahu kerjaan bagian lain).
Bagaimana semangat kebersamaan tumbuh mekar dalam lingkungan semacam itu? Itulah kenapa yang harus dimunculkan adalah sikap kebersamaan : sikap untuk saling peduli antar sesama anggota tim. Dan juga sikap untuk dengan penuh antusias saling membantu dan berkoordinasi (sekali lagi, koordinasi!!) demi tercapainya tujuan bersama.
Itulah tiga elemen kunci untuk menghadirkan great team. Kita juga pasti akan merasa enjoy jika terlibat dalam great team. Spirit kebersamaan yang kental dan kinerja tim yang handal memang akan membuat kita kian happy dalam bekerja.
manajemen proyek 

Selasa, 25 Januari 2011

Defining Project Goals and Objectives

The very first step in all projects: business, home, or education, is to define goals and objectives. This step defines the projects outcome and the steps required to achieve that outcome. People, including project managers, do not spend sufficient time on this step or complete it incorrectly thereby ensuring an unsuccessful project completion.
Poorly defined goals and objectives, or goals without objectives, pushes a project into overruns, territory battles, personality clashes, missed milestones, and unhappy clients.
Goals and objectives must be clear statements of purpose. Each with its own purpose that drives the end result of the project. Goals and objectives MUST be measurable.

Goals are the "WHAT"

Goals are broad statements applied to a project. Goals are the "what" of the process. In other words, "what" will the project accomplish? Projects may have more than one goal, but many objectives per goal. Do not confuse goals with objectives.

Examples:

  1. Website development goal: Visitors will be convinced that global warming exists.
  2. Insurance company: The Medical Insurance department will increase provider options by 10%.
  3. Physicians office: Patients will not wait longer than 1 hour to see a physician.

Objectives are the "HOW"

Objectives are specific statements that support the goal. Every goal will have one or more objectives tied to it. In essence, the objective is the "how" of the process.
Always start an objective with an action verb. This ensures that the objective is measurable and that the projects end-result is addressed through the action of the objective. Each objective becomes a measurable milestone as well.

Examples:

1. Goal: Visitors will be convinced that global warming exists.
  • Create a table comparing the costs of addressing global warming today verses 100 years from now.
  • Illustrate the effects of global warming in a photo gallery.
  • Identify and address the "myths" of global warming.
2. Goal: The Medical Insurance department will increase provider options by 10%.
  • Identify provider options and costs.
  • Survey the customer to find out each options value.
  • Compare options to competitors.
3. Goal: Patients will wait less than 1 hour to see a physician.
  • Evaluate personnel requirements.
  • Purchase new appointment scheduling software.
  • Setup appointment confirmation schedule.
Keeping goals and objectives in the forefront of every project ensures that the project and the team are on the same page throughout the projects life cycle.
Whether in education, business or are running a household, clearly defined goals and objectives will support the projects successful result.
Project Management manajemen konstruksi